Halaman

Entri Populer

NYLENEH

NGENDIKANE SIMBAH

Terinspirasi dari status fb yang barusan saya ketuk (karena hp sy touchscreen :P), akhirnya saya putuskan untuk mengulas lebih jauh tentang "ngendikane simbah" yang menurut saya aneh tapi menggelitik. Sebelumnya, saya perkenalkan simbah saya dulu ya. Asmanipun simbah saya mbah Pawirodiharjo, usia tahun ini 90 tahun dan alhamdulillah masih seger buger, masih bisa mijetin saya kalo saya pas sowan kerumahnya (cucu gag tau diri ini namanya..hehe). Terakhir sore ini saya sowan kerumah simbah dan beliau ngendika/bicara seperti ini " nduk, maem yo..njupuk o sega sing anget ning njijer" (nduk, makan ya..ambilah nasi yang hangat di njijer). Dan taukah sodara apa arti dari "njijer" itu??? maksudnya adalah Magic jar yang biasa buat ngangetin nasi itu lho. Karena simbah saya mungkin dulunya punya bakat menggubah kata, maka alhasil Magic Jar berubah menjadi njijer. Saya cuma senyum-senyum aja kalau simbah sudah beraksi menjadi pujangga yang ahli menggubah kata. Sampai rumah, saya pikir-pikir sebenernya banyak kata-kata yang sudah digubah simbah saya. Sebagai cucu yang baik, saya akan mendokumentasikannya didunia maya (meskipun simbah saya juga sama aja ndak bisa ngaksesnya...hehe).
Di dunia kuliner, ini beberapa kata-kata yang berhasil simbah gubah dan berhasil saya ingat
saoto = soto
njiner = magic jar
tahu nggoling = tahu guling / tahu campur
mangan madang = makan masakan padang
es grim = es krim
Di dunia religi (bukan bermaksud merendahkan agama tertentu atau menjadikan agama sebagai guyonan lho ya, hanya mendokumentasikan ngendikane simbah) ini beberapa ngendikane simbah
semelah = Bismillah
al patekah = Surat Al Fatihah
subkanallah = Subhanallah
Namanya juga orang Jawa tulen dan pendidikan orang dulu kan tidak semapan kita, jadi kata-kata yang susah  suka disesuaikan dengan kenyamanan lidah dan yang penting gampang diucapkan.
Ada lagi ngendikane simbah yang ternyata setelah saya praktikan tidak berlaku lagi dijaman sekarang. Simbah pernah cerita kalau jaman dulu (saat masih gadis) kalau pas kebelet kentut, supaya kentutnya ndak bunyi, simbah biasanya "njengking"/ membungkuk seperti akan mengambil sesuatu, pura-pura mengusap-usap kakinya karena malu ada orang disekitar simbah. Setelah simbah cerita begitu, perut dan pantat saya bergejolak tanda angin minta dikeluarkan. Nah, kesempatan baik buat praktik pengalamannya simbah. Hasilnya, gas di perut saya keluarkan dengan sukses disertai bunyi bergemuruh yang membahana alias bunyinya malah keras. Simbah cuma bisa tertawa dan ngendika, "wah jaman saiki wis bedo yo, mbiyen aku ra muni je" (wah jaman sekarang udah lain ya, dulu aku ndak bunyi je). Dan mulut serta pantat saya terbahak-bahak dibuatnya (maaf agak vulgar, udah nyoba sopan lho ini nulisnya :)). Nah sodara-sodara itulah sekilas tentang Ngendikane Simbah. Mau selucu,senyebelin,senyleneh apapun simbah kita tetep harus kita hormati dan sayangi. Sesekali ditengokin, bawain buah, sambil cerita pengalaman jaman dulunya simbah bisa jadi salah satu pilihan cara yang sederhana untuk menunjukkan kasih sayang kita sama simbah. Sayangi simbah anda, sekarang juga, selagi bisa. SIMBAH JAYA!!!!!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar